Senin, 16 Februari 2015

Bagaimana Rasanya Bersamaku?



Hai bang, ini ada surat lagi untukmu. Sempatkanlah untuk dibaca.

Aku hanya ingin menjawab pertanyaanmu beberapa jam yang lalu. "Bagaimana rasanya bersamaku?". Bagaimana rasanya bersamamu? Bodoh! Ya aku bahagia lah.
Seperti yang kamu katakan, memang ini terlihat mudah, mungkin ada beberapa orang yang mengirikan kita. Tetapi ini sulit, bukan maksudnya menyulitkan. Mencintaimu itu sulit, tapi aku mau mencintaimu.

Terkadang aku lelah, tapi bisa aku mohon padamu untuk menjadi tempatku bersandar dan beristirahat? Mungkin kamu bisa membagi tawa dengan segala leluconmu yang malah membuat aku cemberut, namun demi Tuhan aku suka, atau sekedar tersenyum saja padaku, kamu tahu kan aku begitu menyukai senyummu. Bukan dengan mendiamkan dan membiarkan aku semakin berkecamuk dengan pikiran burukku.

Tapi dibalik lelahku atas segala kekuranganmu, banyak hal-hal kecil yang kamu lakukan dan aku menyukainya. Seperti ketika memandangimu makan dengan begitu lahap, menggemaskan. Aku bahkan tak kuasa untuk tidak memberikan jatahku, haha, selamat tambah menggendut!

Aku suka ketika mendengarkanmu bercerita mengenai apa saja dengan penuh semangat sampai aku mengantuk dan tertidur. Kamu adalah pendongeng kesayanganku di setiap malamku.

Aku menyukai suara nafasmu ketika kamu tidur, membelai rambut dan wajahmu ketika terlelap dipangkuanku. Kamu adalah anak kecil yang selalu aku sayang. Ah, aku jadi rindu.

Aku suka nada bicaramu yang tenang, begitu menyejukkan. Aku suka kamu yang memanjakan ketika aku lelah atau marah. Pokoknya aku suka! Tapi bukan itu semua yang menjadi alasan aku mencintaimu.

Jangan berpikiran aku tidak bangga memilikimu. Bagaimana mungkin aku tidak beruntung memilikimu yang begitu sabar, aku berani jamin tidak akan pernah ada lelaki manapun yang mampu sesabar ini menghadapiku. Aku bangga atasmu yang telah dan mau melakukan banyak hal untukku, meski pernah kamu ingkari tapi aku percaya takkan berani kamu hempaskan hatiku, karena hati yang ada padaku adalah hatimu sendiri.

Oh ya, kamu tahu sekarang hampir pukul 5 pagi dan aku masih belum bisa kembali terlelap, jadi aku menulis saja untukmu sembari mendengar senandung lagu. Ya, ini lah aku ketika tenggelam dengan kata-kata, meski aku yakin kamu akan bilang tidak terharu setelah membaca surat ini dan tolong jangan marahi aku esok karena aku masih belum juga kembali tidur, hehe.

Entah bagaimana raut mukamu ketika membaca ini, aku senang dapat menulis untukmu. Sekian lama kita bersama baru sempat beberapa kali aku menulis untukmu, mungkin karena aku terlalu bahagia jadi tak pernah sempat sekalipun hanya bersajak. Jadi, bagaimana rasanya disurati oleh orang yang kamu cintai? Haha. Ah, biarkan aku balik bertanya padamu; Bagaimana rasanya bersamaku? Semoga kamu juga bahagia.

Selamat tidur seperti yang selalu kamu ucap setiap malam dan selamat pagi seperti yang selalu aku sampaikan setiap pagi.
Dari kesayanganmu.


Tangerang,
16 Februari 2015

2 komentar :

  1. romantisnya gak abis-abis ya. aku bisa doa apalagi selain semoga jodoh?
    semangaattt

    BalasHapus
  2. aamiinn.. terima kasih kak ika, semangat keliling nyebar suratnya


    terima kasih fikri sudah mampir, nanti disempetin mampir juga ke blognya yaaa

    BalasHapus